Sabtu, 02 Maret 2013

Jepang mendirikan berbagai badan usaha di kepulauan meranti


    kedatangan tentara jepang telah didengar oleh penduduk kepulauan meranti jauh sebelum mereka menginjak kan kaki ditempat ini. Berita yang diterima oleh penduduk kepulauan meranti tentang keberadaan jepang didominasi oleh kabar seputar kekejaman dan kejahatan perang. Oleh karena itu ketika tentara jepang datang ke kepulauan meranti mereka merasa perlu mengubah cara pandang penduduk setempat.


     Upaya pertama yang dilakukan tentara jepang diawal keberadaan nya di kepulauan meranti adalah meminimalisir kekerasan terhadap penduduk. Jepang mengubah cara exploitasi besar besaranterhadap kekayaan alam suatu daerah sebagai modal perang dengan mendirikan suatu badan usaha perdagang supaya terkesan saling menguntungkan. Berbagai perusahaan dagang akhirnya didirikan dikepulauan meranti, terutama diselatpanjang, seperti ataka sangyo kabushiki kaisha, kaso kabushiki kaisa, okura dan kumiai.



     Tentara jepang berdalih bahwa alasan mereka mendirikan berbagai badan usaha tersebut adalah sebagai langkah menuju indonesia merdeka. Hal ini membuat kedatangan jepang mendapat sambutan yang hangat dari para penduduk diberbagai daerah.



     Kaso kabushiki kaisa adalah salah satu badan usah milik jepang yang khusus menangani produksi dan pemasaran sagu. Jepang memandang kaso sebagai sebuah badan usaha yag sangat menguntungkan untuk dikembangkan diselatpanjang, sebab daerah ini dikenal sebagai penghasil sagu dikawasan rantau melayu (riau dan semenanjung tanah melayu, malaya). Diselatpanjang masa itu , gudang penyimpanan kaso terletak di persimpangan antara jalan tebing tinggi dan jalan diponegoro.



     Dalam perkembangan selanjutnya, kaso kabushiki juga berencana untuk melebarkan sayap menjadi perusahaan yang menangani produksi garam di selatpanjang. Kolam kolam beton segera dibangun sebagai tambak produksi garam, sedangkan pabrik garam dibangun dijalan jawi jawi. Namun, jepang belum sempat menuai keberhasilan dibidang usaha ini karena mengalami kekalahan perang.



     Pada masa jepang, kaso memproduksi sagu sebagai upaya untuk menambah pendapatan jepang. Hal ini penting karena pendapatan tersebut merupakan modal pasukan jepang untuk melakukan ekspansi ke daerah daerah yang mereka duduki. Selain itu, kaso juga memberikan sumbangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, khususnya daerah daerah yang mengkonsumsi sagu sebagai makan pokok. Selain memenuhi kebutuhan dalam negri, produksi sagu melalui kaso telah direncanakan oleh pemerintah jepang sebagai komoditas export.



     Dampak lain dari produksi sagu pada waktu itu adalah nama selatpanjang menjadi semakin dikenal di malay, bahkan sampai ke jepang. Produksi sagu sebagai bahan baku berbagai macam produk terus diusahakn. Tentara jepang terus mendirikan pabrik pabrik pengolahan sagu. Bahkan di berbagai kampung banyak berdiri usaha kaso dalam mengolah sagu.



     Di kampung banglas,  tepatnya di dusun suak terdapat sebuah pabrik pengolahan terbesar dirantau selatpanjang. Pabrik ini dikelola dengan manajemen yang cukup baik. Tenaga buruh dipabrik ini adalah para pekerja paksa yang didatangkan dari luar daerah dengan tambahan penduduk kampung banglas yang di anggap sebagai tenaga ahli dalam bidang pengolahan sagu. Sedang tentara jepang menjabat sebagai mandor pabrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar